Dunia ini

Sunday, July 14, 2013

0 comments
Aku bahagia, telah terlahir di dunia ini
Beralaskan tanah, beratapkan bayang dedaunan serta bermanjakan belai padi

Aku bahagia, telah terlahir di dunia ini
Bermandikan hujan emosi, harapan dan cita-cita 

Aku bahagia, telah terlahir di dunia ini
Berlari mencari mata air, mengejar mimpi dan cinta

Namun aku tak pernah tahu
Bahwa tanah yang kupijak
Hujan impian yang membasahiku
Dan mata air yang kucari
Telah direnggut
Oleh mereka
Yang haus akan tanah, hujan, dan mata airku
Mereka
Yang merobek tanah, meracuni hujan, dan mengotori mata airku
Mereka
Yang menebarkan rajutan kapas berseri, serta pestisida bermerk
Mereka
Yang dahulu
Terlahir sama sepertiku
Akankah aku bahagia, terlahir esok hari di dunia ini?


(Puisi ini ditulis sebagai kritik terhadap para koruptor yang baru-baru ini 'marak' menghiasi layar kaca dan media cetak. 'Mereka' yang terus menerus membuat proyek dan menambah properti yang merusak lingkungan; 'Mereka' yang dengan sesuka hati menyirami diri dengan kemewahan dari uang kotor; 'Mereka' yang mendegradasikan fasilitas yang harusnya sepadan dengan pajak yang dibayarkan rakyat; 'Mereka' yang mencuri hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan dan masa depan yang lebih baik. Bisa jadi novel berseri jika masalah korupsi ini didongengkan. Singkatnya, memang sudah tidak jelas sistem pemerintahan, advokasi, dan demokrasi di negeri ini.)